Halo Teman - teman khususnya yang wanita , karena kali ini admin akan membagikan informasi yang selalu jadi masalah bagi wanita , hmmm apa itu ya ??? . ya informasi kali ini mimin dapat dari https://www.alodokter.com/ yang dari website alo dokter mimin kutip bahwa bagaimana cara Menelisik Keamanan Obat Pelangsing Perut ?? Hayo bingung kan ?? gak usah bingung langsung aja liat informasi dibawah ini dengan cermat ya.....
Banyaknya risiko penyakit yang mungkin dialami dan keinginan menurunkan berat badan dalam waktu singkat, sering menjadi alasan seseorang menggunakan obat pelangsing perut. Sebelum Anda ikut-ikutan menelan obat pelangsing perut, ada baiknya mencari tahu dan memperhatikan beberapa hal terkait.
Di bawah ini beberapa jenis obat pelangsing perut yang banyak dijual di pasaran:
Obat pelangsing jenis ini bekerja dengan cara menghambat penyerapan lemak di dalam tubuh. Akibatnya lemak akan bergerak ke usus dan langsung dikeluarkan dari tubuh saat buang air besar. Obat ini bisa menimbulkan efek samping berupa sakit perut, gatal, ruam, sesak napas, tinja berminyak, bahkan sampai menyebabkan kerusakan pada organ hati.
Obat pelangsing jenis ini bekerja dengan cara menurunkan nafsu makan, dengan tujuan agar konsumsi makanan akan berkurang dan berat badan bisa menyusut. Obat ini cukup berbahaya bagi penderita diabetes, karena bisa menyebabkan efek samping berupa sakit kepala, sakit punggung, batuk, tubuh terasa lelah, dan kadar gula darah menurun (hipoglikemia).
Obat pelangsing tipe pencahar bekerja dengan cara merangsang usus untuk bergerak lebih aktif dalam mengolah makanan, sehingga menyebabkan frekuensi buang air besar Peningkatan frekuensi buang air besar setelah mengonsumsi obat pelangsing ini diharapkan bisa membantu menurunkan berat badan dengan cepat, mudah, dan murah.
Sebelum ikut-ikutan mengonsumsi obat pelangsing perut, ada baiknya Anda cari tahu mengenai faktor keamanan obat pelangsing.
Mengonsumsi obat pelangsing perut dikhawatirkan dapat memengaruhi kondisi jantung, karena obat tersebut sering kali mengandung stimulan yang mempercepat metabolisme. Sebagai akibatnya, obat pelangsing perut dapat meningkatkan denyut jantung. Bahkan detak jantung menjadi tidak beraturan pada orang yang rentan terkena gangguan irama jantung, seperti fibrilasi atrium.
Anda juga berisiko kekurangan asupan vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K) di dalam tubuh, bila mengonsumsi obat pelangsing perut yang menghambat penyerapan lemak.
Menurut penelitian, penderita obesitas sulit menolak bau atau gambar makanan. Dua hal tersebut memengaruhi proses kimia (mirip kecanduan narkoba) di otak dan meningkatkan keinginan mereka untuk makan. Obat pelangsing diyakini dapat mengubah cara otak menerima informasi dan membantu makan lebih sedikit.
Meski begitu, bukan berarti obat pelangsing perut aman dan boleh langsung dikonsumsi. Jika Anda ingin minum obat pelangsing, sebaiknya konsultasikan ke dokter agar dokter mengevaluasi manfaat obat dan membandingkannya dengan risiko jangka panjang terlebih dulu, sebelum dikonsumsi.
Sebagian orang yang kemungkinan disarankan menggunakan obat pelangsing dengan pengawasan dokter, antara lain:
- Jenis-jenis Obat Pelangsing
Banyaknya risiko penyakit yang mungkin dialami dan keinginan menurunkan berat badan dalam waktu singkat, sering menjadi alasan seseorang menggunakan obat pelangsing perut. Sebelum Anda ikut-ikutan menelan obat pelangsing perut, ada baiknya mencari tahu dan memperhatikan beberapa hal terkait.
Di bawah ini beberapa jenis obat pelangsing perut yang banyak dijual di pasaran:
- Obat penghambat penyerapan lemak
Obat pelangsing jenis ini bekerja dengan cara menghambat penyerapan lemak di dalam tubuh. Akibatnya lemak akan bergerak ke usus dan langsung dikeluarkan dari tubuh saat buang air besar. Obat ini bisa menimbulkan efek samping berupa sakit perut, gatal, ruam, sesak napas, tinja berminyak, bahkan sampai menyebabkan kerusakan pada organ hati.
- Obat penurun nafsu makan
Obat pelangsing jenis ini bekerja dengan cara menurunkan nafsu makan, dengan tujuan agar konsumsi makanan akan berkurang dan berat badan bisa menyusut. Obat ini cukup berbahaya bagi penderita diabetes, karena bisa menyebabkan efek samping berupa sakit kepala, sakit punggung, batuk, tubuh terasa lelah, dan kadar gula darah menurun (hipoglikemia).
- Pencahar
Obat pelangsing tipe pencahar bekerja dengan cara merangsang usus untuk bergerak lebih aktif dalam mengolah makanan, sehingga menyebabkan frekuensi buang air besar Peningkatan frekuensi buang air besar setelah mengonsumsi obat pelangsing ini diharapkan bisa membantu menurunkan berat badan dengan cepat, mudah, dan murah.
- Mempertimbangkan Faktor Keamanan Obat Pelangsing
Sebelum ikut-ikutan mengonsumsi obat pelangsing perut, ada baiknya Anda cari tahu mengenai faktor keamanan obat pelangsing.
Mengonsumsi obat pelangsing perut dikhawatirkan dapat memengaruhi kondisi jantung, karena obat tersebut sering kali mengandung stimulan yang mempercepat metabolisme. Sebagai akibatnya, obat pelangsing perut dapat meningkatkan denyut jantung. Bahkan detak jantung menjadi tidak beraturan pada orang yang rentan terkena gangguan irama jantung, seperti fibrilasi atrium.
Anda juga berisiko kekurangan asupan vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K) di dalam tubuh, bila mengonsumsi obat pelangsing perut yang menghambat penyerapan lemak.
- Perlukah Mengonsumsi Obat Pelangsing?
Menurut penelitian, penderita obesitas sulit menolak bau atau gambar makanan. Dua hal tersebut memengaruhi proses kimia (mirip kecanduan narkoba) di otak dan meningkatkan keinginan mereka untuk makan. Obat pelangsing diyakini dapat mengubah cara otak menerima informasi dan membantu makan lebih sedikit.
Meski begitu, bukan berarti obat pelangsing perut aman dan boleh langsung dikonsumsi. Jika Anda ingin minum obat pelangsing, sebaiknya konsultasikan ke dokter agar dokter mengevaluasi manfaat obat dan membandingkannya dengan risiko jangka panjang terlebih dulu, sebelum dikonsumsi.
Sebagian orang yang kemungkinan disarankan menggunakan obat pelangsing dengan pengawasan dokter, antara lain:
- memiliki indeks massa tubuh (IMT) 30 atau lebih,
- memiliki IMT 27 atau lebih, tapi berisiko terkena penyakit terkait obesitas, seperti diabetes tipe 2 atau tekanan darah tinggi,
- berat badan tidak turun 0,45 kg dalam seminggu setelah enam bulan rutin olahraga dan menjaga pola makan.
Sekian Informasi Yang Bisa Admin Bagikan yang dikutip dari https://www.alodokter.com/.
terima kasihh alo dokter ..
Sumber :
https://www.alodokter.com/menelisik-keamanan-obat-pelangsing-perut
No comments:
Post a Comment