Apa saja
Kelainan Atau Penyakit Pada Sistem Ekskresi ? dan apa
Penyebabnya ?
Kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi
bermacam-macam, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Albuminuria
Albuminuria adalah kelainan pada ginjal karena terdapat albumin
dan protein di dalam urine. Hal ini merupakan suatu gejala kerusakan alat
filtrasi pada ginjal. Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang
lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Albumin merupakan
protein yang bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar
cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Penyebab albuminuria di
antaranya adalah kekurangan protein, penyakit ginjal, dan penyakit hati.
2. Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah kelainan pada ginjal karena adanya gula
(glukosa) dalam urine yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Hal ini
disebabkan karena proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga
glukosa darah meningkat. Ginjal tidak mampu menyerap seluruh glukosa tersebut.
Akibatnya, glukosa diekskresikan bersama urine.
Diabetes melitus harus dikelola dan dikendalikan dengan baik
agar penderitanya dapat merasa nyaman dan sehat, serta dapat mencegah
terjadinya komplikasi. Upaya untuk mengendalikan diabetes melitus di antaranya
adalah:
1.
Periksakan ke dokter sesuai jadwal/secara rutin.
2.
Minum obat sesuai petunjuk dokter.
3.
Mengatur diet.
4.
Olahraga secara teratur.
5.
Melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala.
3. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu kelainan pada sistem ekskresi
karena kekurangan hormon antidiuretik. Kelainan ini dapat menyebabkan rasa haus
yang berlebihan serta pengeluaran urine menjadi banyak dan sangat encer.
Diabetes insipidus terjadi akibat penurunan
pembentukan hormon antidiuretik, yaitu hormon yang secara alami
mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak. Diabetes insipidus juga
bisa terjadi jika kadar hormon antidiuretik normal, tetapi ginjal tidak
memberikan respon yang normal terhadap hormon ini (keadaan ini
disebut diabetes insipidus nefrogenik). Penyebab lain terjadinya
diabetes insipidus adalah:
·
Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat pembedahan.
·
Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak).
·
Tumor.
·
Sarkoidosis atau tuberkulosis.
·
Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak.
·
Beberapa bentuk ensefalitis atau meningitis.
·
Histiositosis X
(penyakit Hand-Schuller-Christian).
Diabetes insipidus dapat diobati dengan mengatasi penyebabnya.
Vasopresin atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik)
dapat diberikan sebagai obat semprot hidung beberapa kali sehari untuk
mempertahankan pengeluaran air kemih yang normal. Tetapi harus hati-hati,
karena jika terlalu banyak mengkonsumsi obat ini dapat menyebabkan penimbunan
cairan, pembengkakan, dan gangguan lainnya. Suntikan hormon antidiuretik
diberikan kepada penderita yang akan menjalani pembedahan atau penderita yang tidak
sadarkan diri.
Diabetes insipidus juga dapat dikendalikan oleh obat-obatan yang
merangsang pembentukan hormon antidiuretik, seperti klorpropamid, karbamazepin,
klofibrat, dan berbagai diuretik (tiazid). Tetapi, obat-obat ini tidak mungkin
meringankan gejala secara total pada diabetes insipidus yang berat.
4. Nefritis
Nefritis adalah penyakit pada ginjal karena kerusakan pada
glomerulus yang disebabkan oleh infeksi kuman. Penyakit ini dapat menyebabkan
uremia (urea dan asam urin masuk kembali ke darah) sehingga kemampuan
penyerapan air terganggu. Akibatnya terjadi penimbunan air pada kaki atau
sering disebut oedema (kaki penderita membengkak).
Gejala ini lebih sering nampak terjadi pada masa kanak-kanak dan
dewasa dibandingkan pada orang-orang setengah baya. Penderita biasanya mengeluh
tentang rasa dingin, demam, sakit kepala, sakit punggung, dan udema (bengkak)
pada bagian muka biasanya sekitar mata (kelopak), mual, dan muntah-muntah.
Sulit buang air kecil dan air seni menjadi keruh.
5. Batu Ginjal
Batu ginjal adalah penyakit yang terjadi karena adanya batu di
dalam ginjal. Batu tersebut merupakan senyawa kalsium dan penumpukan asam urat.
Terbentuknya batu bisa terjadi karena urine jenuh dengan garam-garam yang dapat
membentuk batu atau karena urine kekurangan penghambat pembentukan batu yang
normal. Sekitar 80% batu ginjal tersusun oleh kalsium. Ukuran batu bervariasi,
mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar
2,5 cm atau lebih. Batu ini dapat mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan
kalises renalis.
Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala penyumbatan atau
infeksi, biasanya tidak perlu diobati. Minum banyak cairan akan meningkatkan
pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu. Jika batu telah terbuang,
tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera.
Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang
berukuran 1 cm atau kurang seringkali dipecahkan oleh gelombang
ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL). Pecahan
batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih.
Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit
yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik. Batu kecil di dalam ureter bagian
bawah dapat diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk
ke dalam kandung kemih.
Batu asam urat, kadang akan larut secara bertahap pada suasana
air kemih yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat). Tetapi, batu
lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar
dapat menyebabkan penyumbatan sehingga perlu diangkat melalui pembedahan.
6. Poliuria dan Oligouria
Poliuria adalah gangguan pada ginjal, dimana urine dikeluarkan
sangat banyak dan encer. Sedangkan, oligouria adalah urine yang dihasilkan
sangat sedikit.
7. Anuria
Anuria adalah kegagalan ginjal sehingga tidak dapat membuat
urine. Hal ini disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus. Akibatnya,
proses filtrasi tidak dapat dilakukan dan tidak ada urine yang dihasilkan.
Sebagai akibat terjadinya anuria, maka akan timbul gangguan
keseimbangan di dalam tubuh. Misalnya, penumpukan cairan, elektrolit, dan
sisa-sisa metabolisme tubuh yang seharusnya keluar bersama urine. Keadaan
inilah yang akan memberikan gambaran klinis daripada anuria.
Tindakan pencegahan anuria sangat penting untuk dilakukan.
Misalnya, pada keadaan yang memungkinkan terjadinya anuria tinggi, pemberian
cairan untuk tubuh harus selalu diusahakan sebelum anuria terjadi.
8. Jerawat
Jerawat adalah suatu kondisi kulit dimana terjadi penyumbatan
kelenjar minyak pada kulit disertai infeksi dan peradangan. Biasanya terjadi
pada usia remaja karena peningkatan hormon. Jerawat dapat timbul di wajah,
dada, ataupun punggung.
Banyak cara untuk mengatasi jerawat dan beragam obat ditawarkan
untuk mengatasi gangguan kulit yang satu ini. Untuk mengatasi jerawat, kamu
perlu tidur cukup, minimal 7 jam sehari, perbanyak mengkonsumsi buah dan sayur.
Selain itu, kurangi atau kalau bisa hindari memakan makanan bertepung,
mengandung gula, cokelat, dan kacang.
9. Eksim
Eksim adalah kelainan pada kulit karena kulit menjadi kering,
kemerah-merahan, gatal, dan bersisik. Umumnya,
gejala eksim yang terlihat adalah pembengkakan dan rasa gatal
pada kulit.
Penyebab eksim di antaranya adalah:
a) Alergi pada sabun, krim lotion, salep,
atau logam tertentu.
b) Kelelahan.
c) Stres.
Secara umum, eksim memang tidak berbahaya, dalam arti tidak
menyebabkan kematian dan tidak menular. Namun, eksim dapat menyebabkan rasa
tidak nyaman dan amat mengganggu. Oleh karena itu, eksim perlu diobati dengan
cara-cara sebagai berikut:
a) Jangan berganti-ganti sabun mandi. Gunakan
sabun mandi yang lembut, tidak terlalu berbusa, dan tidak menghilangkan minyak
alami tubuh.
b) Gunakan air bersih untuk mandi.
c) Gosok tubuh dengan handuk yang lembut dan
bersih segera setelah mandi hingga permukaan kulit benar-benar kering.
d) Rajin mencuci tangan dengan sabun lalu
bilas dan keringkan.
10. Gangren
Gangren adalah kelainan pada kulit karena kematian sel-sel
jaringan tubuh. Hal ini disebabkan oleh suplai darah yang buruk untuk bagian
tubuh tertentu. Suplai darah yang buruk dapat disebabkan oleh penekanan pada
pembuluh darah (misalnya, balutan yang terlalu ketat). Terkadang, gangren
disebabkan oleh cedera langsung (gangren traumatik) atau infeksi.
Rangkuman
·
* Alat ekskresi dalam sistem ekskresi manusia, antara lain:
hati, paru-paru, kulit, ginjal, dan usus besar.
·
*Hati atau hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh,
terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma.
·
*Dengan bernafas, kita telah melakukan ekskresi untuk
mengeluarkan CO2 dan H2O.
·
*Kulit merupakan salah satu alat ekskresi yang diperlukan tubuh
untuk mengeluarkan air, garam, dan urea dari dalam tubuh.
·
*Ginjal berfungsi untuk mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme
yang mengandung nitrogen, seperti urea dan ammonia.
·
*Proses pembentukan urine di dalam ginjal melalui tiga tahapan,
yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.
· *Fungsi utama usus besar adalah mengatur kadar air sisa
makanan.
· *Beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat rusaknya sistem
ekskresi pada manusia adalah albuminuria, diabetes melitus, diabetes insipidus,
nefritis, batu ginjal, poliuria dan oligouria, anuria, jerawat, eksim, dan
gangren.